Da, lagi-lagi kau membuatku menangis, kau tau kenapa? Karena SMSmu pagi ini.. Walau ditujukan ke yang lain juga, sungguh itu sangat menggangguku.
Kau bertanya, apakah ada saudari kita yang berubah? Menjauh?
Jawabanku adalah “aku tak tahu dan tak menyadari itu”
Lantas aku ingin bertanya padamu “maukah engkau ceritakan siapa dia? Siapa yang berubah?”
Apa kau mau menjawab pertanyaanku? Jawabannya bisa ya atau tidak.
Karna memang aku hanya bertanya pada diriku sendiri…
Aku tak tahu apa yang ada di pikiranmu saat ini, apakah kami memang tidak saling mengenal dan mengerti satu sama lain? Lantas mengapa? Bukankah selama ini kita sudah berusaha saling mengenal. Salahkah aku dan yang lain, jika tidak menyadari perubahan itu.
Kau mungkin tak menyadari, sms mu tadi sangat menggangguku. Seakan-akan kami salah. Kami belum mengenal saudara kita. Yang mengenalnya hanyalah kau. Lantas kenapa kau tak bercerita? Apa kau pikir kami tidak peduli hanya karna tak menyadari perubahan itu? Dengan kau bersikap seperti ini, sungguh itu menambah rasa cemburuku.
Apa kau pernah memikirkan aku? Memikirkan perasaanku?
Jangan bersikap seolah-olah kita tak saling mengenal satu sama lain, kumohon padamu
Kita mungkin belum saling mengenal dekat saudara kita, apa lantas itu bisa dijadikan dasar atas SMS mu tadi pagi?? Bisakah kau berpikir, bahwa kita, kami, aku, memang sedang dalam proses belajar mengenal satu sama lain, belajar memahami satu sama lain, belajar menghargai rahasia dan privasi masing-masing.
Kalau pun toh beliau tidak ingin cerita, apa kami harus memaksa, ketika jawaban yang diterima lagi-lagi adalah “ga ada apa-apa kok”…
Mengenai sindiranmu tentang jawaban yang sering aku atau yang lain lontarkan “ah, udah biasa, ntar juga bae sendiri”… Tahu kah kau? Aku sudah berusaha bertanya, ketika pertemuan tak bisa dilakukan.. tapi apa? Dia tak menjawab pertanyaanku.. lantas, apa aku harus memaksa ia menjawab? Sungguh aku tak suka memaksa orang… Apa kau menyadari, jawaban “ah, udah biasa, ntar juga bae sendiri”, adalah jawaban kesimpulan dari sekian banyak permasalahan yang terjadi padanya.. kami sudah berusaha memahami, bertanya kondisi, tapi tak pernah mendapat jawaban. Mungkin kami menyadari perubahan itu, tapi sungguh aku tak tahu harus berbuat apa ketika aku tak tahu pernmasalahannya. Ketika ia tak ingin bercerita tentang permasalahannya, yang mungkin hanya diceritakan padamu.
Mungkin aku bukalah orang yang pandai memahami, tapi kumohon percayalah padaku, bahwa aku peduli padamu, pada kalian.
Kuhanya ingin menghargai perkenalan kita, persaudaraan kita, yang tidak ada paksaan di dalamnya,
Ku sungguh mencintaimu, mencintai kalian karna-Nya…
No comments:
Post a Comment
What do you think?