Thursday, September 22, 2011

Akeelah and the Bee

"You know that feeling where no matter what you do or where you go you just don't fit in? Cause that's how I feel all the time." Akeelah Anderson

Have you ever watched movie titled “Akeelah and the Bee” before? This movie is just adorable and awesome. The movie itself tells about an eleven years old student named Akeelah Anderson (Keke Palmer) who tried to win the Script National Spelling Bee in Washington DC.

Akeelah was a student in Crenshaw Middle School, South Los Angeles. She was brilliant in spelling words, but not confident enough to show it. The conflict was her mother (Angela Bassett) did not support her to do the bee until Akeelah’s spelling couch, Mr. Joshua Larabee (Laurence Fishburne) assured her mother that she could do it. When everything ran well and she became famous all around Los Angeles, Akeelah got frustrated. Everyone in her neighborhood expected her to win, whereas her best friend, Georgia (Sahara Garey) and Dr. Larabee were ignoring her. There, her mother became someone who support and tell her that she might have 50.000 couches, starting from her. Finally, she made it. She won the National Spelling Bee.

Another cast was Curtis Amstrong as Mr. Welch who ask Akeelah to join the competition and also introduce Dr. Larabee to her. There were also Dylan (Sean Michael Afable) and Javier (J.R. Villareal) as her competitors in the spelling bee. Dylan was a cocky boy who disparaged Akeelah, but at the final battle they became friend and supporting each other. On the other side, Javier was a confident, funny, and cute boy who has become friend with Akeelah since the first they met at district level of spelling bee.

The thing that I like from this movie is that the all characters come from different ethnic. Akeelah was an Afro-American, whereas Javier was Latin-American boy and Dylan was Chinese boy. There was also Mr. Welch, a white-American person. There are also many ethnics in the national spelling bee, from the Africa to America. So, I think this is good for people who watch this movie that different ethnic or nationality does not mean fight, but also brotherhood.

“Our deepest fear is not that we are inadequate. Our deepest fear is that we are powerful beyond measure. We ask ourselves, who am I to be brilliant, gorgeous, talented, fabulous? Actually, who are you not to be? We are all meant to shine, as children do. We were born to make manifest the glory of God that is within us. And as we let our own light shine, we unconsciously give other people permission to do the same”. By Marianne Williamson

This movie told us not to stop believing in your ability, your strength, and yourself. You can do everything you want as long as you work hard and of course believe in yourself.

A must-watched movie.

“You know that feeling? Where everything feels right, where you don’t have to worry about tomorrow or yesterday, but you feel safe, and know you’ve done the best you can. There’s the word for that feeling. It’s called L-O-V-E.” Akeelah Anderson

The casts:

Wednesday, June 8, 2011

Tentang Sikap

Saatnya berbenah diri, memperbaiki yang salah dan melanjutkan yang sudah benar.

Kalian (keluarga, teman, orang yang baru kenal, tau siapapun kalian) mungkin (ini hanya pendapatku saja) berpikir bahwa aku sangat unik.

Unik, ini semua tentang karakter:

1. Gokil

2. Cuek

3. Nyantai

4. Ambekan

5. Pemarah

6. Asik

7. Bertanggungjawab

8. Aneh

9. Loyal

10. Pemalas

11. Berantakan

12. Prinsipal/idealis

13. Egois

14. Kepedean/narsis

15. Baik

16. Penakut

17. Manja

18. Galak

19. Childish

20. Dan lain-lain

Tapi tahukah kalian?

1. Ketika aku berusaha menjadi seseorang yang “gokil” atau bahkan sangat “gokil” di depan kalian, aku ingin melihat senyum kalian. Karena aku tahu, kalian sangat lelah dengan urusan seharian. Jadi setidaknya dengan menjadi “gokil” di hadapan kalian, kalian bisa melepas penat sesaat.

2. Ketika aku sedang menjadi seseorang yang “cuek”, bukan berarti aku tidak peduli. Aku hanya ingin kalian berusaha mengatasi masalah kalian sendiri, karena aku yakin kalian bisa. Setidaknya, aku bisa melihat proses pembelajaran itu dari jauh, melihat kalian semakin matang dalam bertindak.

3. Ketika aku bersikap santai, bukan berarti aku tidak serius. Aku hanya tak ingin membebani pikiranku dengan kemungkinan-kemungkinan buruk. Karena itu aku lebih suka santai menghadapi masalahku. Aku yakin, skenario Allah adalah yang terbaik, itu saja.

4. Ketika aku menjadi seseorang yang ambekan, tahukan kalian bahwa aku juga terkadang ingin diperhatikan. Sebagai anak, saudara, teman, aku ingin kalian memperhatikanku. Aku ingin keberadaanku dianggap oleh kalian. Apa itu juga tidak boleh?

5. Ketika aku menjadi seorang pemarah, aku mungkin dalam kondisi lelah. Lelah fisik, lelah batin. Maka jangan hiraukan aku jika aku marah. Biarkan aku sendiri. Itu jauh lebih baik karena aku tidak ingin menyakiti kalian dengan kata-kata pedasku ketika marah.

6. Ketika aku menjadi seseorang yang asik untuk diajak ngobrol, main, atau hal lainnya, maka manfaatkanlah. Karna terkadang aku ingin bisa berbagi banyak hal dengan kalian. Dan terkadang, aku hanya ingin kalian bahagia dengan membagi beban kalian denganku. Aku akan sangat bahagia.

7. Ketika aku mencoba bertanggungjawab atas segala hal yang diakibatkan olehku, entah berimbas untuk orang lain atau tidak, maka aku akan bertanggungjawab. Menanggung resiko perbuatanku sendiri, sungguh itu merupakan pembelajaran akan nilai kedewasaan. Maka mungkin itu akan menyebabkan kalian tidak nyaman atau tidak sependapat, maafkanlah aku.

8. Ketika aku sedang bersikap aneh, itu berarti ada beban dipundakku yang kucoba tahan. Maka tingkah laku anehlah yang keluar. Maka, mohon maklum saja. Terkadang tidak semua hal aku bisa berbagi beban, maka dengan bersikap aneh, aku coba memberitahu kalian. Tapi aku hanya ingin kepercayaan kalian bahwa aku akan baik-baik saja.

9. Ketika aku bersikap loyal, bukannya aku sok baik. Entahlah, aku sangat percaya dengan petuah “banyak sedekah, banyak rezeki”. Aku hanya ingin mengamalkan petuah itu. Itu saja motifku.

10. Ketika aku bersikap pemalas, berarti imanku sedang turun. Mungkin pula jenuh dengan segala rutinitas yang ada. Maka tolong ingatkanlah aku. Kumohon. Kalau perlu, buatlah aku marah dengan mengancam akibat dari sifat malasku. Bantulah aku.

11. Ketika aku menjadi seseorang yang berantakan, mungkin itu akibat sifat malasku. Maka terus ingatkan aku.

12. Ketika aku menjadi seorang yang sangat idealis, kalian mungkin sering aku sakiti. Aku tahu resiko itu. Aku ingin kalian juga mengerti bahwa seperti inilah cara berpikirku. Maka sekali-kali berdebat soal prinsipku, karena ini soal prinsip hidup dan setiap orang berhak memiliki prinsip hidupnya masing-masing.

13. Ketika aku menjadi seseorang yang sangat egois, terkadang aku hanya takut malu. Maka aku akan mati-matian bersikap egois. Aku tidak suka menjadi orang yang plin plan, maka aku lebih memilih menjadi seorang yang egois terkadang. Ya, maaf jika aku sering egois.

14. Ketika aku menjadi seorang yang narsis tingkat tinggi, aku hanya ingin membuat sensasi, setidaknya kalian bisa tertawa dengan itu. Menyenangkan sekali bisa membuat kalian tertawa.

15. Ketika aku menadi seseorang yang baik, aku hanya mencoba menuruti apa kata Rosul. Semua orang bisa menjadi orang baik, jadi wajar saja. Tidak ada yang spesial.

16. Ketika aku menjadi seseorang yang penakut, terkadang aku hanya ingin kalian memperhatikanku. Ketika aku menjadi takut, maka kalian hanya akan menghadap ke arahku. Itu saja sudah cukup.

17. Ketika aku menjadi seseorang yang manjanya minta ampun, sekali lagi aku hanya ingin perhatian kalian. Mungkin karena aku perempuan terakhir di keluarga, maka aku merasa wajar-wajar saja bersikap manja. Perhatian. Itu saja.

18. Ketika aku bersikap kekanak-kanakan, itu hanya sekedar pengalihan dari beban seharian. Terkadang aku lebih senang menjadi anak-anak. Itu saja.

19. Ketika aku bersikap galak, aku hanya ingin kalian menuruti apa kataku. Karena terkadang sulit sekali meminta perngertian dan bantuan kalian. Jadi, turuti saja ketika aku galak. Karena aku pasti akan sangat berterima kasih di kemudian hari.

20. Dan ketika sifat dan sikap-sikap lain muncul dalam tingkah lakuku, semua ada alasannya. Dan aku hanya berusaha menempatkannya sesuai kebutuhan dan keadaan.

Hidup ini pilihan. Dan termasuk pilihan sikap dan sifat tentunya. Aku tahu, mungkin kalian tidak sepenuhnya sependapat denganku. Tapi sekali lagi hidup ini pilihan bukan? Maka pilihan kalianlah untuk sependapat atau tidak denganku. Life must go on whether you like or not. And I just do my best for it. Wallahu’alam.

Monday, May 30, 2011

Surat Cintaku yang Kedua :-)

Bersyukur bisa mengenal kalian Ya, tidak ada kata yang patut aku ucapkan selain syukurku sudah mengenal kalian Mungkin kalian juga sama denganku, tentu saja itu yang kuharapkan  Ya, sejak pertama menginjakkan kaki di kampus “tercinta” kita Aku sudah memikirkan, akan seperti apa orang-orang yang akan aku kenal, terlebih yang akan menjadi “sahabat, teman, sodara, atau apalah namanya”… Ya, betul, karena aku sadar bahwa setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan, dan dari perpisahan itu aku akan mengalami pertemuan pertama dengan orang lain.. Itulah fase yang aku sadari. Ketika aku sadar bahwa ketika aku SD, aku memiliki teman-teman dekatku, Siti, Lucky, Irin, Jepi, Yuli… Hmm… Rasanya tidak ada yang bisa mengalahkan persabatan kami… tapi perpisahan harruslah terjadi.. Semenjak SMP, kami jarang bertemu, mulailah aku mengenal kawan baru… Wisi, Maesaroh, dan Elvira  kalian adalah temanku yang takkan pernah aku lupakan… Masa SMA tiba, ketika aku harus mengenal orang-orang baru lagi. Dwi, Ojah, Novi, Azizah, Cinenk, Siska, ya merekalah yang menemaniku di masa itu… dan tibalah saat mendapatkan label mahasiswa… Kalianlah yang aku kenal… Dan tidak terasa sudah kurang lebih emapt tahun lalu lalang di Ciputat, dan aku mengenal kalian… Setiap kali mengingat kalian satu persatu, aku hanya bisa tersenyum.. Mengingat kekonyolan-kekonyolan kita, saat semua sibuk dengan amanahnya masing-masing, saat kesalahpahaman membuat kita tak bertegursapa, saat kepentingan pribadi mengorbankan hak yang lain, saat rasa-rasa lain menggoda untuk selalu kita pikirkan, saat mendukung satu sama lain, saat bersama-sama mengadakan acara, saat kita tak menyukai satu dua hal yang ada pada yang lain, saat kita ingin dimengerti dan dihargai, saat kita tak merasa dimengerti dan dihargai, saat kekompakan kita membuat iri orang lain, sungguh itulah saat-saat yang tak mungkin tergantikan saat-saat kebersamaan dengan kalian dan saat-saat kesendirian memikirkan kalian… tak ada yang bisa kuungkapkan selain rasa syukurku pada Allah karena mengenal kalian… yang mengajarkan banyak hal padaku.. bolehkah aku menyebut nama kalian satu-persatu? Kali ini biarkanlah aku mengungkapkan rasa terima kasihku pada kalian satu persatu, okey!!!… Hmm… kita selang-seling aja yah,  Ida, syukran sudah mengajarkan banyak kedewasaan padaku, yah mau seberapa sering pun kira berselisih paham, kau tetap temanku tersayang  Wahid, hei kau! Senang bisa mengenal kau. Kau salah satu orang yang paling sabar menghadapiku..dan jujur kaulah yang selama ini selalu bisa kuandalkan.. syukran untuk smuanya.. Eva, my darling!!!! You know me better than I know you.. IT’s true forever… Walau kau sering membuatku cemburu dengan kebersamaanmu dengan Ida, tapi tak bisa kupungkiri aku sungguh sayang kau  Kiki, orang yang tingkat kreativitasnya berada di level yang sama dengaku, hehe… Sungguh senang bisa belajar banyak hal darimu, terima kasih sudah bersabar mengahdapiku selama ini  and it will be very nice to have more talk with you honestly ;-) Mustofa, well, you always be yourself… something that I like from you. Although, you always act as somebody else to others. Well, it’s your bussiness. Hehe. Ya, kita sudah saling memahami akan banyak hal, and it’s nice to know u at the right time  moga sukses ustadz.. Hope you get the best in your life… Yang lalu biarlah berlalu, okey!!  Dewi, kawan kau selalu saja selangkah lebih maju dariku.. tapi, that’s ok!!! I’m happy if you’re happy of course… Get lucky honey!! Selalu jadi yang terbaik dimanapun kau berada okey!! Dan jangan pernah lupakn aku, hehe :-) Lina, my roommate  walau kurasa kau sedikit egois kadang kala, tapi aku berterima kasih atas supportmu selama ini… kadang kala, kaulah satu-satunya yang ada di pihakku, hehe… thanks for everything… Moga banyak amanah di pundakmu, menjadi bekalmu kelak, aamiin… Adim, sang maestro kita, hehe… moga sukses pak maestro!!! Makin pinter dan hope you’ll get what you dream.. It’s nice to know you from the same area with me, hehe.. Keep fight bro!! Tyaz, satu-satunya putri cantik di kalangan d’gankz107, hehe… Senang bisa lebih mengenalmu akhir-akhir ini… aku belajar ketegaran dan ketekunan darimu princess… will always love you  Fia, my strong woman.. walau cobaan banyak menderamu, tapi aku yakin kau mampu melewatinya fi.. you’ll be stronger more and more.. I know you can pass it away… Keep believing girl!!! Just call me if you need support :-) Qosim, kau cocok jadi politikus,hehe.. Aku serius!! Moga kau sukses kawan… jadilah politikus yang baik, jangan sampai “poli”nya sketika melihat yang ijo-ijo, hehe.. SMANGAT!!! Nian, jelas kalau kau memahamiku lebih j=dari yang lain. Walau itu pula yang terkadang membuat kita jenuh.. SMANGAT SIS!!! Just be yourself, and you’ll find your way!! Love u in spite of hating you … aku tahu kita bisa seperti dulu lagi… Syaif, hey my ex-partner, how are you?  aku belajar santai dan berprasangka baik darimu… thanks coz it’s worked! Keep honest! Good luck fren… Odhie, my sweetie… kau selalu saja tersenyum… tak pernah kumelihatmu menangis.. hmm… it’s nice to know you.. kau bisa menjadi yang kau inginkan, just keep spirit say!! Walau kita jarang sharing, I know you love me and You know that I love U ;-) Asep, hmm… sesering apapun kau meminta maaf, itu takkan merubah apapun, kau tau, tapi ya sudahlah, aku mengerti kondisimu, goog luck ustadz.. moga makin dan tetap istiqomah di jalan dakwah. Ingat, selalu ada kami yang mensupportmu, so please jangan sungkan untuk segera kembali.. coz we’re friend, aren’t we??  And the last Arie, hey dirimu, kutak tahu mana yang asli darimu… terkadang kau sangat baik, terkadang kau saaaaangaaaatt menyebalkan… hfuutthh… tapi it’s okey!!! Biarlah yang menyebalkan darimu lenyap ditelan bumi, dan keep be nice to me and others… nice to meet you… Yah, kalian sungguh takkan tergantikan oleh apapun Pun kelak, ketika perpisahan adalah sebuah keniscayaan, ingatlah aku, Dita Fatwa, Yang selalu ingin memberikan yang terbaik dariku untuk kalian… Karena aku tlah jatuh cinta pada kalian dan aku akan melakukan yang terbaik untuk membuktikan cintaku..  Untuk itu, terimalah surat cintaku ini…

Thursday, May 5, 2011

Pengganti Hadirmu (Puisi di kala sendiri)

Malam beranjak Tapi aku tak beranjak di samping jalan kenangan Bersamamu, Wahai kawan Kumenunggu Pengganti hadirmu...

Belah Saja Hatiku (Puisi di kala sendiri)

Kau bertanya, apa yang bisa kulakukan untukmu? Banyak hal. Kau tak percaya? Baiklah, Belah saja hatiku...

Benar dan Salah (Puisi di kala sendiri)

Benar Aku tak bisa melupakannya Benar Aku selalu cemburu padanya Benar Aku berharap dialah satu-satunya dan Salah Jika aku biarkan diriku seperti ini selama-lamanya...

Tak Kusangka (Puisi di kala sendiri)

Tak kusangka menjadi seperti ini Yang berawal dari jarangnya updates terkini Yang entah mungkin sampai nanti Kan kurahasiakan dalam hati

Thursday, April 21, 2011

Menikah

Menikah, kata yang entah kapan akan aku lakukan

Well, melihat fenomena yang sedang hangat di kalangan ikhwah,

Ada yang ngebet banget ingin menikah,

Yang lain, yang belum mampu tapi sudah ada keinginan hanya mampu menulisnya dalam status facebooknya

Entahlah, bagiku miris sekali fenomena ini

Pernahkan mereka berpikir bahwa menikah itu tidak mudah?

Ya aku tahu, ini adalah hak masing-masing individu

Tapi yang aku lihat sekarang adalah jalan yang ditempuh, apakah sudah benar?

Jika sudah begitu, apakah keinginan menikah itu karna ibadah padaNya atau hanya nafsu belaka?

Masing-masing individu lagi yang hanya bisa menjawab itu

Terlebih, mereka yang punya keinginan tapi tidak kesampaian

Miris sekali melihat ikhwah-ikhwah bergelimpangan menulis status tentang keinginan mereka yang satu itu, baik itu secera langsung maupun tersirat

Apalagi ditambah komentar-komentar yang memprovokasi bukannya menenangkan

Dan itu juga ikhwah yang melakukan

Aku bukannya menilai bahwa semua ikhwah seperti itu, tentu tidak

Aku yakin masih banyak ikhwah yang benar-benar ‘BENAR’

Hanya saja, lagi-lagi inilah fenomena yang terjadi disekelilingku

Bolehkan aku prihatin??? Entahlah, mungkin ada baiknya aku mengurusi urusanku sendiri…

Hmm,,,

Bagiku, menikah bukanlah sekedar perkara suka atau tidak suka,

Cinta atau tidak cinta, atau siapa yang paling dicintai di dunia ini

Lebih dari itu, menikah adalah komitmen antara dua individu

Bukan, bukan berarti aku menghilangkan pentingnya rasa cinta dan suka

Bukan itu maksudku

Begini, kalau perkara menikah hanya karna suka atau tidak suka

Tentu aku akan menikah dengan banyak orang

Yah, karena banyak sekali orang yang suka di dunia ini

Mulai dari orang tua, saudara, teman, orang lewat, artis, atau bahkan tokoh kartun

Apakah aku harus menikahi mereka semua? Tentu tidak bukan?

Dan kalau perkara menikah hanya karena cinta atau tidak cinta, atau siapa yang paling dicintai

Maka, aku pasti akan menikahi mamahku

Karena ialah yang paling aku cintai saat ini, apakah itu mungkin? Tentu tidak bukan?

Oleh karena itu, semoga saudara-saudariku yang saat ingin sekali menikah, tidak hanya memahami menikah dari kacamata suka atau tidak dan cinta atau tidak… Semoga saja, aamiin..

Yah, seperti itulah pemahamanku akan arti ‘menikah’ untuk saat ini

Boleh setuju, boleh tidak… silahkan saja kalian berpendapat…

Yang terpenting, untuk yang akan menjadi jodohku kelak, semoga kita mempunyai komitmen yang sama dan pemahaman yang sama akan arti ‘menikah’ itu sendiri

Bahwa, menikah hanya salah satu jalan beribadah kepadaNya dan mendapatka ridhoNya

Dan semoga pemahaman akan dakwah ini tidak akan luntur setelahnya, aamiin…

Biarkan aku menikah di jalan dakwah (kelak)…

Dengan seseorang yang mencintai dakwah ini melebihi cintanya padaku kelak…. Aamiin ya Rabb…

Thursday, April 14, 2011

Oleh dan Dari Bapak dan Mamah

Oleh bapak dan mamah, kami diajarkan:

1. Untuk selalu rajin belajar

2. Untuk selalu member kabar

3. Untuk selalu menghormati yang lebih tua

4. Untuk selalu mengenal saudara-saudara kami

5. Untuk selalu berkata yang baik-baik

6. Untuk selalu berhati-hati

7. Untuk selalu tepat waktu

8. Untuk selalu bersyukur akan nikmat hari ini

Karena bapak dan mamah, kami belajar:

1. Untuk selalu memberikan yang terbaik untuk orang lain

2. Untuk selalu berusaha yang terbaik

3. Untuk selalu bermanfaat untuk orang lain

4. Untuk selalu menghargai orang lain

5. Untuk selalu untuk tidak mengecewakan orang lain

6. Untuk selalu memegang janji

7. Untuk selalu berkorban untuk saudara kami

8. Untuk selalu percaya diri

Dan masih banyak pelajaran lain yang diajarkan oleh bapak dan mamah. Terlebih, kami belajar banyak hal dari tauladan mereka sebagai orang tua. Ya, bapak dan mamah dengan segala kekurangan dan kelebihannya masing-masing telah mengajarkan banyak hal tentang kebaikan hidup kepada kami. Mereka bukan seorang alim memang, bahkan sangat jauh dari criteria seorang alim. Tapi, semua bukan halangan bagi mereka untuk mengajarkan banyak kebaikan hidup. Semoga kami bisa membuat kalian bangga pak, mah… maafkan kami jika kami belum bisa membahagiakan kalian dengan prestasi, yang mungkin kalian harapkan sekali. Tapi, yakinlah, kami bisa memberikan kebanggaan akan hal lain… Love you Mom, Dad…

Tuesday, April 12, 2011

Terserah sajalah

Kau tau, aku benci mengakui ini,

Ya, aku rindu kau Nian

Kita pernah berkilah, bahwa kita tidak mungkin marah satu sama lain

Ternyata tidak, bahkan untuk membuat semuanya seperti semula

Aku kecewa, benar memang adanya

Aku marah, mungkin iya

Tapi lebih dari itu, aku rindu bergurau dan mengobrol denganmu

Apa kau tidak merasakan itu??

Oh, Damn it!!!

Terserah kau sajalah….

May I?

Boleh saya menyerah?
karena Saya sekarang sedang bingung,
Sangat bingung harus bersikap seperti apa
Ketika ada yang tidak suka dengan saya atau kelakuan saya
Saya yang dulu mungkin akan langsung mengelak bahkan membantah
Setidaknya memberi komentar yang menandakan ketidaksukaan saya
Tapi,
Sekarang, saya malah merasa sedang bingung
Apakah saya harus seperti dulu, langsung terang-terangan
Kalau tidak suka, ya katakan tidak suka
Tidak peduli orang lain suka atau tidak
Yang lebih parahnya lagi, tanpa sadar saya tidak tidak peduli apakah ada hati yang tersakiti atau tidak
Namun,
Sekarang, saya makin bingung harus bersikap seperti apa
Apakah saya harus seperti dulu, yang tidak suka berpura-pura
Kalau lagi sedih, ya terlihat sedih
Tidak mencoba berpura-pura bahagia
Menunjukan raut wajah yang sebenarnya, tak dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangkan
Akan tetapi,
Saya yang sekarang adalah
Saya yang akan berpikir ulang jika menanggapi sesuatu
Mencoba untuk tidak melibatkan emosi sesaat
Berpikir kembali resiko setiap tindakan dan perkataan yang akan saya lakukan
Takut sekali akan persepsi orang akan diri saya
Ya, saya yang sekarang adalah
Saya yang mencoba untuk selalu berpikiran optimis
Tidak mudah menyerah pada kenyataan
Mencoba untuk selalu berpikir akan hal positif dari segala yang terjadi pada diri saya maupun
sekitar saya
Ya, sekali lagi saya yang sekarang adalah
Saya yang selalu mencoba untuk terlihat bahagia, optimis, dan tidak mudah marah
Ingin selalu menampakkan wajah sumringah di depan saudara saya yang lain
Karena saya meyakini bahwa itu akan bberpengaruh terhadap yang lain
Saya yang sekarang adalah
Saya yang takut sekali kehilangan orang terdekat
Yang tidak tahan jika ada yang tersakiti akibat perkataan dan perbuatan saya
Yang tidak lagi menunggu tiga hari untuk meminta maaf
Saya yang tak mampu berkata ‘tidak’ untuk orang yang saya kasihi
Dan Saya yang sedang bingung harus bagaimana
Saya ingin berubah,
Berubah menjadi sosok yang lebih baik, lebih bermanfaat, lebih dewasa
Hanya terkadang, saya bingung seperti sekarang
Sejujurnya saya terkadang lelah menjadi seperti saya yang sekarang
Lelah membohongi hati, yang sejatinya ingin berteriak marah
Lelah membohongi diri, yang sejatinya ingin menangis terisak
Lelah membohongi pikiran, yang sejatinya ingin meledakkan kata sebenarnya
Dan lelah membohongi orang lain, yang sejatinya SAYA tidak sedang baik-baik saja…
Lalu bolehkah saya menyerah ya Allah???
Jerit hati akan setiap persoalan yang sedang dihadapi akhir-akhir ini, yang sejatinya Allah Maha Mengetahui akan segalanya… Astagfirullaahal’adziim….

Saturday, April 9, 2011

Bedebah Kalian Semua

Bedebah kau, omong kau selalu saja merasa paling benar Bedebah kau, sikap kau selalu saja merasa paling lurus Bedebah kau, langkah kau selalu saja merasa paling tegap Bedebah kau, gerak kau selalu saja merasa paling mulia Bedebah Kalian Semua!!!

Tuesday, March 29, 2011

Hfuuuuuufthh….. (Feeling of the day, 20110329)

Akhir-akhir ini aku coba untuk terus berpikir positif terhadap temen2 d’gankz. Kadang aku sangat merasa nyaman dan senang ketika melakukan itu. Missal: sms ga dibales, coba untuk melihat alternative jawaban yg tidak membuat marah. Ketika hendak marah pun, aku berusaha untuk menahan diri. Kukatakan pada diriku sendiri “jangan marah, jangan marah, jangan marah” hingga hati ini merasa tenang. Hmm… yaahhh… kadang itu berhasil kulakukan, tapi tak selalu. Dan sekarang aku sedang merasa capek. Lelah. Bingung. Marah. Kecewa. Dan lainnya sambil terus mencoba berpikir positif. Kadang jika sedang seperti ini, sangat sulit sekali bagiku untuk melakukannya. Membuat dada ini seperti hendak meledak. Ingin berteriak, hingga semua terlampiaskan. Tapi, lagi-lagi ku harus terus mencoba berpikir positif. Aku harus yakin, bahwa ini hanya perasaan sesaat, yang akan hilang jika aku merasa senang. Dan aku lah yang akan membuat diriku senang. Bukan orang lain. Harus senang pokoknya hari ini, bagaimana pun kondisinya. Harus kuat melawan amarah yang mendesak untuk dituntaskan. Tidak! Aku tidak ingin lagi menuruti amarahku. Tak ada gunanya.. hfuuffthhh.. ya Allah… kuatkan hamba.. Aku mohon…. La haula wala quwwata illa billah….

Kawan, aku rindu padamu…. T_T

Friday, March 18, 2011

El, Sahabat 1 Tahun

Nama lengkapnya Elvira Natalia Pangesta. Aku lebih suka memanggilnya dengan panggilan “El”. Singkat, tapi cukup memikat. Bagaimana tidak memikat, kami hanya sempat menjalin persahabatan selama satu tahun, tepatnya selama kelas 3 SMP. Dan itu cukup memberi kesan mendalam tentang arti seorang sahabat dan persahabatan. Ya, karena ia adalah satu-satunya sahabat dekatku yang seorang noni (non-Islam).

Aku takkan pernah lupa pertama kali kami berkenalan. Di suatu pagi, di kelas 3 E, kelas unggulan tentunya, hehe. Kami diperkenalkan oleh teman kenalanku yang juga temannya dan didaulat untuk duduk satu meja. Seharusnya teman kenalanku lah yang seharusnya duduk bersama El, tapi ia sudah punya terman semeja. Jadilah kami sepakat untuk duduk semeja.

Kami duduk di meja paling belakang, di barisan meja dekat dengan pintu. Tempat yang strategis sebenarnya untuk mengobrol saat belajar.tapi, kami tak melakukan itu. Hehe, maklum kami berdua sama-sama bukan tergolong anak nakal. Terlebih bapakku mengajar di sekolahku juga. Awalnya, kami hanya mengobrol seperlunya, tak pernah panjang-panjang. Ditambah tabiatku yang sulit bergaul. Seiring berjalannya kaki-kaki kami menuju dan pulang dari sekolah, kami mulai akrab, tak ada lagi obrolan pendek, tapi obrolan sepanjang kreta api, hoho. Mulai dari tugas sekolah, keluarga, teman, rumah, sampai binatang peliharaan. Tapi opps… ada satu tema yang tak pernah kami bicarakan, laki-laki (*sama2merasatakpenting,hehe). Dan kami mulai tak terpisahkan. Di mana ada Dita, di situ ada Elvira, begitu pun sebaliknya. Kami sering (untuk tidak dikatakan selalu) jajan bareng, belajar bareng, upacara bareng (bersebelahan maksudnya), dan banyak hal lainnya yang kami lakukan bareng.

Yaa, dilihat dari segi kecerdasan, aku memang lebih cerdas daripada El, setidaknya pada saat itu. Tapi El, adalah seorang yang sangat rajin, yang mau tak mau aku pun tertular rajinnya. Seperti mengerjakan LKS, piket, datang pagi, dll. Aku jadi sering mengerjakan LKS jika sedang tidak ada guru, seperti yang dilakukan El, dan sering datang pagi (well, kalau yang ini masih boleh diragukan, hehe). Hmm… kami memang tak terpisahkan, saling melengkapi bahasa kerennya. Bahkan aku lebih dekat dengan El dibandingkan dengan saudara kembarku sendiri.

El, yang paling tidak suka digelayuti bahunya, berasal dari keluarga kristen tionghoa. Orang tuanya sendiri memeluk kristen khatolik sama seperti El, sedangkan neneknya seorang budhis. Dan inilah prinsip yang tak pernah bisa kami satukan, keyakinan. Seperti waktu itu, ketika Natal tiba, teman-temanku mengucapkan selamat natal padanya, tapi aku merasa tidak harus mengucapkannya, aku meyakini bahwa ketika aku memberikan ucapan selamat natal padanya, sama saja aku mempercayai keyakinannya, sedang aku tidak meyakini keyakinannya. Tapi itu tidak sama sekali membuat hubungan persahabatan kami merenggang. El sangat menghormati keyakinanku, begitu pun sebaliknya. Suatu ketika pula, aku hendah membeli majalah Islam langgananku. Aku mengajaknya dan El tak keberatan menemaniku. Yang kuingat pada saat itu, kami berjalan menuju toko langgananku tanpa sedikit pun berlepas tangan. Yap, kami saling berpegang tangan sepanjang jalan. Sampai tangan ini gerah rasanya, tapi tak ada satu pun dari kami yang berniat melepas tangan. Aku selalu tersenyum ketika mengingat kejadian itu.

Ah ya, satu hal yang membuat El tampak berbeda dengan yang lain, ia selalu menggunakan kata “Aku”. Ya, tentu saja berbeda, karena sebagian besar temanku lebiih sering menggunakan kata “gue”. Hihi… pernah suatu kali, temanku sebangku dengannya ketika kegiatan belajar tambahan untuk UN, karena El selalu menggunakan kata “aku” temanku jadi ikut-ikutan menggunakan “aku” padahal ia adalah seseorang yang sangat “gaul” dan terbiasa menggunakan “gue”. Aku hanya bisa senyum-senyum ketika temanku itu bercerita kepadaku. El, memang unik, ia tak pernah ingin menjadi orang lain untuk bisa bergaul. Aku banyak belajar darinya.

Ya, selain perbedaan prinsip yang kami yakini masing-masing. Aku dan El tentu memiliki kesamaan yang membuat kami sangat lengket. Pertama, kami sama-sama suka dikuncir kuda dan paling tidak PeDe kalau rambut kami harus digerai (tidak diikat). Haha, yang lucu adalah ketika kami saling menantang menguncir gaya rambut kami dengan sedikit perubahan. Tak penting-penting amat sebenarnya, toh tidak ada yang memperhatikan. Tapi kami asik-asik saja. Pagi itu, aku menguncir rambutku tanpa belahan rambut dan meninggikan kurciranku, sedangkn El menguncir rambutnya dengan belahan pada rambutnya. Yah, tidak ada yang aneh memang. Tapi kami sangat senang kala itu. Hihihi… gapenting.comya.

Persamaan yang kedua adalah kami sama-sama berpakaian rapi dan suka sekali memakai topi sekolah ketika istirahat dan pulang sekolah. Mungkin kami sama-sama anak kali ya, hehe…

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Kepanjangan ya? Hehe, sabar ya! Yap, tibalah saatnya kami Ujian Nasional. Selesai Ujian Nasional kami semakin jarang bertemu. Maklum, setelah UN kami anak kelas 3 jadi jarang ke sekolah, kecuali untuk urusan-urusan penting. Jadilah kami jadi jarang bertemu. Terlebih pada saat itu, Hp belum begitu populer, walau sebagian teman kami sudah ada yang punya. Tak ada lagi obrolan panjang, tak ada lagi genggaman tangan panjang, dan tak ada lagi upacara paling depan J

yaa, bersamanya, sudah menjadi kenangan sekarang. Kenangan yang manis tentunya J. Walau hanya berumur 1 tahun persahabatan kami, sungguh itu sudah cukup memberi makna persahabatan, khususnya untukku.

Hampir 2 tahun kemudian,

@ Facebook, Dita mengirim message untuk El,

“Hai, masih inget Aku?”

El membalas “Ya ingetlah, teman sebangku waktu 3 SMP kan?”

Kau tahu, aku sangat senang ia masih mengingatku, walau sudah hampir dua tahun kami tak bertemu. Ya, message ini kukirim ketika facebook sedang booming. Tanpa ragu sedikit pun aku langsung mencari namanya. Dan alhamdulillah El merespon, dan kami langsung saling meminta nomor hp.

Hmm… El, tahukah kau, aku selalu mengingat kebersamaan kita sebagai kenangan indah. Semoga kau juga begitu J aamiin…

Kau yang teloh memberi warna di hidupku

Akan sebuah kenangan indah tentang persahabatan

Yang kelak mungkin akan kita lupakan atau kenang

Tentu akan lebih nikmat bila dikenang

El, senang bisa mengenalmu walau sejenak

Sejenak mengingatmu sekarang, selalu membuat bibirku tersenyum

Apakah engkau juga tersenyum jika mengingatku? Tentu kuharap ya J

Karena kutahu, seperti halnya diriku, kau takkan pernah melupakan persahabatan singkat kita

Walau singkat, tapi cukup memikat

Untuk El, sahabat 1 tahunku…

Ciputat, 17 Maret 2011, di tengah2 obrolan bersama teman kosan.

Thursday, March 3, 2011

Kejamkah Aku?

Da, lagi-lagi kau membuatku menangis, kau tau kenapa? Karena SMSmu pagi ini.. Walau ditujukan ke yang lain juga, sungguh itu sangat menggangguku.

Kau bertanya, apakah ada saudari kita yang berubah? Menjauh?

Jawabanku adalah “aku tak tahu dan tak menyadari itu”

Lantas aku ingin bertanya padamu “maukah engkau ceritakan siapa dia? Siapa yang berubah?”

Apa kau mau menjawab pertanyaanku? Jawabannya bisa ya atau tidak.

Karna memang aku hanya bertanya pada diriku sendiri…

Aku tak tahu apa yang ada di pikiranmu saat ini, apakah kami memang tidak saling mengenal dan mengerti satu sama lain? Lantas mengapa? Bukankah selama ini kita sudah berusaha saling mengenal. Salahkah aku dan yang lain, jika tidak menyadari perubahan itu.

Kau mungkin tak menyadari, sms mu tadi sangat menggangguku. Seakan-akan kami salah. Kami belum mengenal saudara kita. Yang mengenalnya hanyalah kau. Lantas kenapa kau tak bercerita? Apa kau pikir kami tidak peduli hanya karna tak menyadari perubahan itu? Dengan kau bersikap seperti ini, sungguh itu menambah rasa cemburuku.

Apa kau pernah memikirkan aku? Memikirkan perasaanku?

Jangan bersikap seolah-olah kita tak saling mengenal satu sama lain, kumohon padamu

Kita mungkin belum saling mengenal dekat saudara kita, apa lantas itu bisa dijadikan dasar atas SMS mu tadi pagi?? Bisakah kau berpikir, bahwa kita, kami, aku, memang sedang dalam proses belajar mengenal satu sama lain, belajar memahami satu sama lain, belajar menghargai rahasia dan privasi masing-masing.

Kalau pun toh beliau tidak ingin cerita, apa kami harus memaksa, ketika jawaban yang diterima lagi-lagi adalah “ga ada apa-apa kok”…

Mengenai sindiranmu tentang jawaban yang sering aku atau yang lain lontarkan “ah, udah biasa, ntar juga bae sendiri”… Tahu kah kau? Aku sudah berusaha bertanya, ketika pertemuan tak bisa dilakukan.. tapi apa? Dia tak menjawab pertanyaanku.. lantas, apa aku harus memaksa ia menjawab? Sungguh aku tak suka memaksa orang… Apa kau menyadari, jawaban “ah, udah biasa, ntar juga bae sendiri”, adalah jawaban kesimpulan dari sekian banyak permasalahan yang terjadi padanya.. kami sudah berusaha memahami, bertanya kondisi, tapi tak pernah mendapat jawaban. Mungkin kami menyadari perubahan itu, tapi sungguh aku tak tahu harus berbuat apa ketika aku tak tahu pernmasalahannya. Ketika ia tak ingin bercerita tentang permasalahannya, yang mungkin hanya diceritakan padamu.

Mungkin aku bukalah orang yang pandai memahami, tapi kumohon percayalah padaku, bahwa aku peduli padamu, pada kalian.

Kuhanya ingin menghargai perkenalan kita, persaudaraan kita, yang tidak ada paksaan di dalamnya,

Ku sungguh mencintaimu, mencintai kalian karna-Nya…

"......mencintai itu, kadang mengumpulkan segala tabiat menyebalkan dari seseorang yang engkau cintai, memakinya, merasa tak sanggup lagi menjadi yang terbaik untuk dirinya, dan berpikir tak ada lagi jalan kembali, tetapi tetap saja engkau tak sanggup benar-benar meninggalkannya."
_Tasaro GK dalam Novel "Muhammad, Lelaki Penggenggam Hujan"_

Wednesday, March 2, 2011

Aku dan Kau

D’gankz

Hmm… sudah lama aku ingin menulis crita kalian di sini

Di tempat yang biasa aku singgahi di kala sepi menghampiri

Di kesempatan kali ini, sungguh aku ingin melukiskan kalian di setiap jengkal kata

Tentu saja sulit untuk dimulai, terlebih siapa yang harus kulukis pertama kali

Hmm… Baiklah, pertama akan kulukis wajah Ida Fatimah Az Zahra

Da, kau tahu bagaimana perasaanku padamu

Walau seiring dengan berjalannya waktu, aku mencoba untuk menyamaimu dengan yang lain

Tapi, lagi-lagi tak bisa kupungkiri, kau tetaplah orang yang special untukku,

Walau sering kali kau membuatku kesal tanpa kau sadari, lagi-lagi akulah yang akan merasa

bersalah, meminta maafmu terlebih dahulu..

Kau mungkin sudah sangat mengerti akan halku yang satu ini, dan terima kasih karna kau masih mau sabar menghadapiku…

Takkan kulupa saat-saat tertawa bersamamu,, kau sungguh lucu ketika tertawa, maka lebih banyak tertawalah untukku…

Yang ke-2, Nian

Nian, kau sangat tahu jalan pikiranku, karna tak jauh beda denganku

Mungkin itulah yang membuat kita bertambah dekat makin hari

Jujur, memang hanya dengan kaulah aku berani mencurahkan isi hatiku, tanpa aku tutup-tutupi

Walau sering kau membuatku kesal, tetap saja aku selalu bisa memaklumi itu,

Ya, karna sekali lagi, kita memiliki logika berpikir yang sama, “menghadapi masalah dengan cara sesederhana mungkin”

Kau mungkin bosan mendengar keluh kesahku saban hari, tapi kau memang sangat mengenalku,

Kau tak pernah ambil pusing atas kelakuanku, karna kau tahu aku akan baik-baik saja setelahnya..

Ya, trima kasih atas segalanya, dari mulai tumpangan nonton piala AFF hingga menemaniku menonton futsal…

Untuk Kiki, teman berlawak paling asik

Kau tau, kau memiliki kesan istimewa untukku

Entahlah itu sebuah kebiasaan, atau memang kita sama, kau begitu pas untuk berlawak denganku

Kita adalah pasangan lawak sejati, begitu mungkin adanya

Kita selalu merasa paling jago design, pintar computer, dll

Dan semua itu, kita lakukan hanya untuk mengundang tawa teman-teman kita

Kau tentu bahagia bisa membuat yang lain tertawa bahagia, sungguh itu adalah keahlianmu, dan aku sangat belajar darimu

Kita selalu terlihat kompak ketika menggoda Eva, dan tawa tak lagi bisa dielakkan

Sungguh, itu sangat susah dilupakan, karna aku selalu tersenyum sendiri ketika mengingat masa-masa itu, ketika kita bisa membuat yang lain tertawa bahagia, walau ku tahu, itu hanya menghilangkan beban masalah mereka sesaat…

Trima kasih kawan, aku cinta padamu

Selanjutnya, Eva

Hmm.. aku lupa kapan pertama kalinya kita dekat satu sama lain,

Yang kutahu ku sangat suka menggodamu, mentertawakanmu, mendzolimimu,

Dan kau tidak pernah marah

Aku mungkin tidak menyadari, ada banyak candaanku dari ribuan candaanku tentangmu yang menyakiti hatimu, sungguh aku minta maaf untuk itu, aku terlalu yakin kau tidak akan marah

Maka keyakinan itulah yang terkadang membuat semua terasa janggal, tak seperti biasa..

Va, aku menyayangimu sungguh karna Allah, walau harus kuakui, aku selalu tidak suka melihatmu dekat dengan Ida, aku tak bisa membohongi perasaanku

Tapi kau juga perlu tahu, bahwa aku menyayangi kalian karna Allah, jadi jangan biarkan rasa cemburuku, merusak hubungan kita yang sudah terlanjur terbangun.. kumohon bantu aku mengerti kau,

Agar ketika kau merasa beban sangat berat ada di pundakmu, kau bisa meminjam punyaku…

Selanjutnya adalah Lina, teman kosanku yang super banyak amanahnya, hehe

Na, trima kasih kau selalu terlihat tak marah kepadaku

Walau kutahu, kau mungkin bosan menghadapiku yang kadang bersikap kekanak-kanakan

Gampang marah lah, ngambek lah, dan lain-lain

Kau mungkin bukan yang teristimewa bagiku, tapi sungguh kau sangat special bagiku

Dengan kepintaranmu memberikan masukan, sungguh aku iri padamu,

Kau sungguh akan menjadi orang hebat suatu saat nanti

Dan ketika saat itu tiba, semoga kau masih berkenan memberiku banyak masukan.. Trima kasih Na…

Next, Princess Tyaszh, Our princess

Yaz, kau tahu, ku semakin mengenalmu ketika di kestari

Mengenal sisi lainmu, yang mungkin baru kutahu akhir2 ini, seperti: tyas seram juga ketika sedang benar-benar marah, hehe

Yaz, senang bisa mengenalmu, walau ku tak sesempurna yang kau bayangkan, ku tetap berharap kau masih mau menemani hari-hariku di kestari dan di d’gankz

Selanjutnya adalah Dewi

Hmm… Kau berlari sangat jauh di depanku, apa aku sanggup mengejarmu?

Entahlah, aku hanya bisa berdo’a kelak kita bisa bersama-sama melangkahkan kaki mengunjungi tempat indah di belahan dunia yang luas ini

Sungguh, akan sangat menyenangkan jika kita bisa melakukannya bersama yang lain

Semoga kelak, kau berkenan melambatkan larimu, agar aku bisa menyamai langkahmu bersama..

Walau teramat jarang kita bertemu sekarang, kutahu dan kuyakin, kau masih menyimpan namaku di hatimu… ^.^

Odhie, apa kabarmu hari ini?

Semoga Allah senantiasa menghindarkanmu dari fitnah dunia yang menyesatkan

Hmm… kumenyadari kita tidaklah terlalu dekat satu sama lain

Tapi itu tidak akan pernah menjadi soal bagiku, bukankah kita memiliki jabatan tangan yang khas?

Dan itu hanya kau lakukan padaku bukan? Hehe, mungkin iya, mungkin tidak…

Tapi itu sungguh sangat berarti untukku, setidaknya aku akan selalu ingat kau dengan jabatan tangan kita yang khas… Akan sangat menyenangkan jika kita bisa lebih dekat, bukan?

Fia, kau tahu, menjadi yang terakhir tak selalu berarti yang paling terlupakan

Yang terakhir justru teramat istimewa

Aku rindu padamu Fi, rindu nasehat-nasehatmu akan kebaikan berinteraksi

Rindu akan hadirmu di sisi

Rindu akan tawamu yang menemani

Kau mungkin sedang merasa nyaman dengan kenalan-kenalanmu yang baru, sungguh itu tak menjadi soal bagiku, kau tentu tahu itu

Tapi, terkadang, ku melihatmu ada yang berbeda

Ada apa sebenarnya? Apakah kau masih sungkan untuk bercerita? Baiklah, tentu itu tidak masalah, aku tak akan memaksamu

Aku tetap mencintaimu karna Allah, karna kau lah yang pertama mengenalkanku dibanding yang lain..

Wednesday, February 23, 2011

Teman2 KESTARI, Sungguh Aku Rindu Kalian

Ingin menangis, itulah yang kutahan sejak tadi Bingung ingin ungkapkan kepada siapa Dengan membaca sms-sms kalian, seakan-akan kalian peduli, tapi terkesan menghindari Ya Allah, aku sungguh rindu kalian Rindu berdiskusi dengan kalian Rindu bertegur sapa dengan kalian Rindu beramal dengan kalian Tahukah kalian, aku rindu kalian Rindu tak tertahankan… yang membuatku ingin menangis sekarang juga Melihat teman-teman Syiar syuro, aku sungguh ingat kalian Bagaimana mungkin kalian hanya mengandalkanku? Aku sungguh butuh bantuan kalian I can’t do it by my self… Oh God, Astagfirullahal’adzim…

Saturday, February 19, 2011

Lupakan saja

Lupakan saja
Itulah yang harus aku lakukan
Lupakan semua yg sudah terjadi, tak perlu diungkit-ungkit lagi
Ada benarnya apa yg dikatakan temanku 2 hari yg lalu, dengan memikirkan hal “ygharuskulupakan” itu maka aku berdosa dengan seseorang yg akan sangat berarti bagiku nanti
Mungkin sulit untuk dilakukan, karna memang kenyataannya sulit, bahkan ketika bengong pun, aku bisa tiba-tiba memikirkannya
Tapi lagi-lagi itu tergantung bagaimana aku bersikap, aku sudah berusaha, dan semoga Allah turut melindungiku dari prasangka yang tidak baik bagiku dan orang lain
Dan kau, tolong jangan menghindariku
Aku ingin semua seperti biasa, jadi jangan menghindariku
Biarlah aku yang menghindarimu untuk sementara
Sampai semuanya bisa seperti semula, tak ada apa-apa
Kau mungkin belum mengatakan semuanya, dan begitu pula aku
Maka itu sungguh tidak perlu dikatakan
Karena terkadang membuat semuanya menjadi jelas sejelas matahari di gurun, tidak selalu menentramkan, ketika semua itu dikatakan pada saat yg tidak tepat
Karena terkadang membuat semuanya menjadi terang seterang layar LCD tivi di rumahmu, tidak selalu membahagiakan, ketika semua itu ternyata tidak sesuai harapan nafsu
Maka, kemarin, ketika untuk kedua kalinya kita membicarakan hal ini, cukuplah itu sebagai pembicaraan terakhir untuk hal ini, biarlah seperti itu, karna mau dengan sebuah kejujuran ataupun tidak, melupakan tetap harus dilakukan
Dan Kau benar, “lupakan saja”…
*Dan semua akan menjadi indah pada waktunya :)*

Wednesday, February 9, 2011

Feeling of the day, 20110209

Hmm… kau pernah tidak, merasakan apa yang aku rasakan, di bagian dalam dadamu seperti ada yg menggelitik, membuatmu ingin tertawa sekaligus menangis… Hmm… itulah yg aku rasakan sekarang, mungkin karna banyak hal, terlebih hal yg meminta untuk dipikirkan… Kejadian seperti ini sudah cukup sering kualami, entahlah, aku tidak terlalu menyukai rasa ini… Yang membuatku harus menarik nafas dalam-dalam…. Yang membuatku seakan2 ingin tenggelam ke dasar lautan… Yang membuatku seakan2 ingin teriak sekencang-kencangnya… Terlebih yang membuatku ingin menyerah saja… Tapi, Seperti yang sudah2, aku tahu perasaan ini akan hilang dengan sendirinya, seiring dengan terselesaikannya urusan dan persoalan yang membuatku merasakan ini, Huuuffhhh…. Aku harus LEBIH SEMANGAT!!! Tak ada yang tak mungkin di dunia ini… Seberat apa pun ujian yang akan kuhadapi di depan, aku tahu bahwa aku bisa mengatasinya, bukan menghindarinya.. Tak kan kubiarkan semuanya membuatku kendur… Walau sedetik pun!!!

Tuesday, February 1, 2011

Kestari, Ketika Emosi Bermain

Menjadi bagian dari kestari adalah kebahagiaan tersendiri buatku.

Walau kutahu, tantangan yang akan dan sudah dilalui bukanlah hal yang mudah, seperti persangkaan orang banyak..

Terkadang, ketika semangat itu mengendur, ditambah asupan negatif yang berasal dari orang lain, seakan menambah keinginanku untuk tidak meneruskan kestari..

Lelah dengan segala penyepelean yang ada, lelah dengan banyaknya masalah, lelah dengan tuntutan yang ada, dan lelah-lelah yang lain.

Sebagai kordinator, aku sudah berusaha menjadi pemimpin yang berusaha menyemangati timku, tapi tak ayal, sebagai manusia biasa pula, aku kadang merasa gagal dalam berperan, gagal dalam bergerak, gagal dalam bertindak, dan gagal dalam memimpin..

Sejenak, kumerasa tak ada gunanya, selalu disepelekan,

Aku, merasa seperti bagian yang paling diacuhkan, tak istimewa, tak terlalu berpengaruh…

Ya, mungkin ini hanya luapan emosi sesaat,,,

Karena sesaat setelah itu, aku mencoba untuk mengganti asupan negatif tersebut menjadi asupan positif…

Karena sesaat setelah itu, kuteringat oleh pesan dari kakak2 keluarga kestari, bahwa kerja kestari adalah kerja amal. Tak perlulah orang lain mengambil peran untuk mengendurkan semangat ini, karna takkan kubiarkan!!

Karena sesaat setelah itu, kuteringat teman seperjuanganku di kestari, mereka adalah teman seperjuanganku di kestari, karena mereka pula, aku kuat hingga sekarang, walau semangat kadang naik turun…

Karena sesaat setelah itu, aku menyadari, akulah yang menentukan kerja kestari akan menjadi kerja amal, atau sekedar kerja rodi, bukan orang lain.

Peduli amatlah dengan orang lain, toh mereka tak pernah merasakan berada di posisiku, mereka hanya bisa menilai. Terserah mereka lah…

Sekarang, yang kuingin, semoga sahabat2ku bisa mengerti rasa ini, hingga tak ada lagi asupan negatif aku dapat dari mereka, tapi justru asupan positif, aamiin…

Teruntuk sahabat2ku, afwan, ku terkadang tak sanggup menerima penilaian kalian, yang selama ini merenggut pikiranku akan kerja kestari kedepannya.. Wallahu’alam…

Dita Fatwa, yangpenuhkekhilafan.